Blog ini berbagi tentang Pribadi, Romansa Romantic, lirik Lagu, Link dan sekilas tentang marine science.
Terima kasih telah bergabung (^_^)


Selasa, 23 Oktober 2012

Laporan Oseanografi Bagian 1


Pengenalan Alat-alat Oseanografi Fisika



BAB I
PENDAHULUAN
1    1.1. Latar Belakang
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani : oceanus (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pa da kenyataannya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan seg ala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi da pat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.
Oseanografi fisis meliputi dua kegiatan utama (1) studi observasi langsung pada samudera dan penyiapan peta sinoptik elemen – elemen yang membangun karakter samudera, serta (2) study teoritis proses fisis yang diharapkan dapat member arah dalam observasi samudera (William, 1962). Keduanya tidak dapat berdiri sendiri tanpa informasi dari sisi kimiawi, biologi, dan geologi sebagai bagian dari deskripsi samudera dan sebagai validitas kondisi fisisnya.
Didalam osenaografi fisika ini kita mempelajari begaimana bentuk dan struktur pada lau dalam dan permukaannya. Untuk itu kita perlu menggunakan alat yang bisa membantu manusia untuk memantau keadaan laut tanpa harus manusia yang terjun langsung didalamnya. Hal ini dibantu dengan peran petingnya dari kemajuan teknologi yang semakin berkembang, dan penggunaan satelit yang lebih memudahkan manusia dalam pemantauan laut lepas (topografi dalam laut)
Untuk mengetahui Keadaan permukaan, dasar dan dalam laut, kita dapat menggunakan alat yang telah dirancang khusus oleh beberapa ilmuwan. Alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Seperti current meter, CTD, hand refraktometer, DO meter, pH meter, alinometer, Shieve shaker dan ayakang bertingkat. Dan ada pula yang terbuat dengan bahan-bahan yang sederhana seperti halnya floating dragh/float tracking, papan skala, dan sechi disk, aat ini biasanya digunakan hanya pada permukaan laut saja contohnya untuk mengukur kecepapatan arus, pasang surut dan kecerahan suatu perairan. Berbeda alat maka berbeda pula bentuk, fungdi dan kesensitifitasannya masing-masing.
Semakin canggih alat yang digunakan tentunya ketelitian dalam merawat dan menjaga alat itu pun akan semakin sulit, perlu perawatan yang intensif karena pada umumnya alat-alat yang terbuat dari bahan logam, sensor, kabel akan lebih mudah rusak jika harus kontak langsung dengan matahari dan air laut. Berbeda dengan alat-alat yang sederhana, bahannya pun terbuat dari bahan yang sederhana seperti kayu, semen, cat dan tali tambang, seperti pada pembuatan pada papan skala dan sechi disk. Maka dari itu hal yang harus diperhatikan adalah cara perawatan dan penggunaan yang benar pada setiap alat..

      1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai macam alat oseanografi  fisika yang digunakan melalui praktek langsung.


  
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
Disini akan dibahas mengenai alat-alat yang akan digunakan pada praktikum oseangorafi fisika baik itu dari segi bentuk, fungsi dan kegunaannya, cara penggunaan dan perawatannya serta cara pengaplikasiannya.
CTD (Conductivity Temperature Depth) 
CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas)
a. Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman
b. Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative.
c. Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.
Prinsip Pengukuran CTD.
Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atau quartz crystal. Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.  Beberapa kemampuan GPS  antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Fungsinya yaitu untuk keperluan militer, navigasi, Sistem Informasi Geografis, Sistem pelacakan kendaraan.
Cara perawatan, yaitu Kalibrasi kompas pada Garmin GPS sangat mudah dilakukan, pertama masuk ke halaman menu utama pilih Setup lalu Enter, selanjutnya pilih Calibration, Enter akan muncul menu Compas dan Altimeter, pilih menu Compass lalu Start dan putar GPS Anda mengikuti arah jarum jam (kanan) proses kalibrasi akan berlangsung, jika sudah selesai GPS akan menginformasikan bahwa proses kalibrasi sudah berhasil dan kompas sudah siap digunakan. Ada baiknya melakukan kalibrasi ini pada saat akan melalukan navigasi.

Hand Refraktometer
Hand Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek  bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi geometrical saja. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut.
Prinsip pengukuran: oleh cahaya, penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya.

           
Ayakan bertingkat dan shiever shaker
          Shieve shaker adalah mesin pengayak untuk pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel dalam skala laboratorium. Pengayakan sediaan pada laboratorium oseanografi dilakukan untuk menentukan ukuran butiran sedimen tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
        Proses pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan didapatkan dari sedimen, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam menentukan susbtrat suatu perairan, pantai maupun laut.  Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran terntentu yang masih dapat melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. 
          Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapat ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat diaplikasikan untuk menentukan ukuran partikel dalam pengaplikasian pengayakan sedimentasi pada laboratorium oseanografi yaitu pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik yang dilakukan tanpa menggunakan mesin, bahan dipaksa untuk melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Dan pengayakan secara mekanik pengayakan yang dilakukan dengan bantuan mesin berdasarkan perbedaan ukuran partikel

pH meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.
DO meter
   Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
DO meter merupakan salah satu instrument dalam bidang kelautan yang mempunyai fungsi sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan dalam pertambakan atau akuakultur untuk mengukur kadar oksigen terlarut yang sangat vital dalam budidaya ikan dan udang, digunakan juga apada industri untuk kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan, untuk lingkungan berfungsi sebagai pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan untuk edukasi digunakan sebagai pengukur oksigen terlarut di sekolah-sekolah serta sebagai alat pengajaran.
Current meter
Current Meter Valeport 106 merupakan alat yang berguna untuk pengukuran arus baik dengan metode langlarian maupun metode eularian, Current Meter (Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut). Seluruh current-meter mekanik mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi menjadi angular. Fungsi dari current meterini adalah  untuk menetukan kecepatan arus laut. Sebuah current-meter yang ideal harus memiliki respon yang cepat dan konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus secara akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Juga harus tahan lama, mudah dilakukan pemeliharaan, dan simpel digunakan dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Indikator kinerja tergantung pada inertia dari rotor, gerakan air, dan gesekan dalam bearing.                         Termokopel
Termometer merupakan salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui suhu objek (benda/tubuh). Prinsip kerja Termometer Digital Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur.
Papan skala
Papan skala adalah alat yang terbuat dari papan/kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat agar tak berkarat yang telah diberi skala dalam meter atau centmeter. Biasanya digunakan dalam pengukuran pasang surut pada saat tracking di lapangan. Tide staff atau kita kenal sebagi papan pasut merupakan alat pengukur pasut paling sederhana pada umumnya yang digunakan untuk mengamati krtinggian muka laut atu tinggi gelombang pada permukaan air laut.
Sechi disk
Sechi disk adalah alat pengukur kecerahan (transparansi perairan di laut) yang terbuat dari piringan yang kemudian diberi warna cat hitam dan putih. umumnya ukuran yang digunakan adalah piringan dengan ukuran dengan diameter 18 inchi. Dan dibuat menggunakan piringan metal dengan warna hitam dan putih. Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman) penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan. Caranya, piringan diturunkan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai pengamat tidak melihat bayangan secchi. Saat bayangan pringan sudah tidak tampak, tali ditahan/ berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi adalah penjumlahan kedalaman tampak dan tidaknya suatu kedalam laut.


BAB III
Metodologi

     3.1. Waktu dan tempat
      Praktikum dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 2012 pukul 9.45 sampai dengan selesai di laboraatorium oseangrafi fisika Jurusan Ilmu Kelauatan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Inderalaya.

 3.2. Alat dan bahan
            ·         Ayakan bertingkat dan Shieve shaker
      ·         Papan skala
      ·         Do meter
      ·         pH meter
      ·         Current meter
·         CTD
·         Sechi disk
·         Hand refraktometer
·         Kompas
·         Stopwatt
·         GPS
·         Float tracking
·         laptop computer for STD memory
  
3.3. Cara Kerja

Ayakan bertingkat dan shieve shaker, sediment sorting
1. Urutkan/susun ayakan bertingkat dari atas ke bawah dengan diawali ayakan yang diameter lubang   
    paling besar hingga terkecil
2. Masukkan sedimen ke dalam ayakan paling atas (diameternya paling besar)
   3. Letakkan di atas shieving shaker (mesin pemisah partikel), dan tutup dengan menggunakan tutup 
       pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang
       dan tumpah
   4. Nyalakan mesin dengan menekan tombol START/RESUME
   5. Tekan  SET/DISPLAY untuk mengatur waktu yang diperlukan selama pengadukan, lalu pilih mode 
       increase (menambahkan detik) decrease (mengurangi detik).
   6. Setelah mesin berhenti, ambil ayakan dari mesin dan lihat hasil sedimentasinya dari setiap ayakan. Untuk 
       hasil ayakan yang paling kecil di masukkan ke dalam cawan dan dimuat di open.
       
    DO meter dan pH meter
   1. Untuk pengunaan alat digital ini sangat mudah. Tekan tombol on/of atau power lalu masukkan sensor ke
       dalam permukaan perairan
   2. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul tulisan HOLD yang kelap 
       kelip. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
   3. Lihat dan catat angka yang muncul yang ditunjukkan pada display itulah nilai pH/DO larutan yang dicek.
   4. Matikan pH/DO meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF

   Hand refraktometer
   1. Sebelum digunakan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan aquades dan bersihkan dengan tissue.
   2. Ambil sampel air yang ingin diketahui salinitasnya dengan menggunakan pipet tetes, lalu teteskan ke 
       permukaan kaca pada hand refraktometer kemudian tutup kembali.
   3. (keker) dengan mengarahkan alat ke cahaya matahari, dan akan tampak sebuah bidang berwarna biru 
       dan putih. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya.
   4. lihat angka yang menunjukkan kandungan salinitas/densitasnya. Jika kurang jelas fokuskan dengan 
       memutar scroll yang terdapat di atasnya.

   Kompas dan Stopwatt
   1. kompas dan stopwatt dilakukan secara bersama ketika akan menurunkan floating dragh, buka tutup 
       kompas dan lihat kemana arah jarum yang ditunjukkan.
   2. 
Stopwatt. tekan tombol pemula waktunya pada saat benda diturunkan ke permukaan kemudian tekan
       kembali tombol yang sama pada saat benda di naikkan ke permukaan.


    Sechi disk
    1Turunkan sechi disk secara perlahan ke dalam permukaan air laut dengan step by step pada tali yang 
        sudah diberi tanda dengan interval 1meter hingga warna pada sechi disk tak terlihat lagi.
    2. Angkat dan ukur berapa kedalaman pencerahan air.
   
    Float tracking / floating drauge
    1. Turunkan float pada saat posisi kapal diam (samping badan kapal).
    2. Pada saat yang bersama gunakan pula stopwatt dan kompas. Biarkan float terbawa arus hingga 
        didapatkan kecepatan dan arah mata anginnya.
    3. Angkat floating kemudian catat hasil kecepatan arus dan arah arusnya .

    GPS (Global Positioning System)
    1. Pegang GPS dan Periksa kondisi  baterainya apa masih cukuo atau tidak, jika tidak kita bias  isi  
        dengan dua buah baterai AAA.
    2. Tekan tombol bagian atasnya, nyalakan. Tunggu sebentar karena dia akan terhubung via satelit. Pada  
         layar akan muncul banyak icon seperti di windows, ada map, compass, setup, dan lain – lain.
    3. Masuk ke fitur map dan akan terlihat tanda panah bergoyang sebagai tanda kedudukan sekarang, Bila 
        garmin GPSnya belum ada petanya maka GPS masih kosong (belum diinstall peta), jika GPS masih 
        kosong, bisa dimasukkan koordinat-koordinat yang bisa dimengerti.

    CTD (Conductivity Temperature Depth)
    1Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil untuk mengidentifikasi data. Siapkan peralatan 
        yang akan digunakan dan letakkan botol sesuai dengan prosedur paemasangan.
    2. Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan CTD (Probe atau rangkaian sensor yang 
        sudah di Set) diletakan di dalamnya, maka instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu dihubungkan 
        kabel-kabel interkoneksinya maka instrumen tersebut siap diturunkan.
    3. Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di set untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit 
        sedang dipersiapkan maka instrumen (Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan mendekati    
        permukaan air.
    4. CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan, dan pada saat inilah rangkaian Probe dan 
        kontrol unit saling berhubungan untuk merekam data dalam benntuk sinyal analog pada tipe recorder. 
        Pada saat ini juga prosedur akusisi dimulai dan kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan 
        kecepatan tertentu sampai pada kedalaman yang diinginkan.
    5. Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke kontrol unit juga di mulai. Perhatikan data 
        yang di dapat dan keaadaan kecepatan penurunannya.
    6. Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga 
        perekaman data pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan catatan tidak ada 
        lagi data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan OFF.
    7. Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di atas kapal maka tekan End of Profile 
        data dan diberhentikan akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan ke personal 
        Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.
    8. Proses pengambilan data selesai.

    Current meter
    1. Sambungkan monitor/display dengan alat yang akan diturunkan dengan menggunakan kabel 
        penghubung yang telah tersedia.
    2. Nyalakan display kemudian Lakukan penyettingan pada layar monitor. dan tentukan waktu interval per 
        kedalaman yang diperlukan dalam pemprosesan data yang akan dihasilkannya nanti.
    3. Turunkan alat ke dalam permukaan air secara perlahan hingga menyetuh dasar perairan, lihat  dan catat 
        nilai  yang setiap x muncul pada monitor.
    
    Papan skala
    1. Pasang dan sambungkan papan skala satu dengan yang lainnya dengan kuat.
    2. Letakkan papan skala di pinngir/bibir pantai atau permukaan air pasang surut hingga menyentuh dasar 
        perairan. (jangan sampai menancap ke substrat dasar).
    3. Lihat dan catat angka yang ditunjukkan di papan skala dalam waktu interval tertentu.




BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1. Pembahasan
Floating dragh/ float tracking, sechi disk dan papan skala adalah alat-alat manual yang digunakan untuk mengukur arus, kecerahan air dan pasang surut dengan pengaplikasian yang sangat sederhana dengan menambahkan tali sebagai sarana bantu dalam pengoperasian alat. Alat-alat ini bisa dibuat sendiri dengan.
 GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi GPS ini kita dapat menegtahui keberadaan suatu objek dengan tepat.
Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek  bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Fungsinya adalah untuk mengukur kadar/ konsentrasi salinitas dan densitas.
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. fungsi sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air.
Kompas dan stopwatt merupakan alat  yang sangat sederhana yang berfungsi  untuk membantu kelancaran pengukuran kecepatan arus dan arah mata anginnya. Keduannya digunakan pada saat yang bersamaan ketika pengoperasian floating dragh di lapangan.
Current meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus. Current meter ini terdiri dari baling-baling dengan mekanisme untuk mencatat jumlah putaran, kompas dan perekam yang dapat digunakan untuk merekam arah, dan baling-baling yang mengorientasikan instrumen sehingga propellor menghadapi arus. Prinsip kerjanya adalah propeler yang berputar dikarenakan partikel air yang melewatinya.
CTD meruapakan singkatan dari Konduktivitas, Suhu, dan Kedalaman - adalah alat utama untuk menentukan sifat fisik penting dari air laut. Ini memberikan para ilmuwan charting tepat dan komprehensif dari distribusi dan variasi suhu air, salinitas, dan kepadatan yang membantu untuk memahami bagaimana lautan mempengaruhi kehidupan. Ada dapat sejumlah aksesoris lainnya dan instrumen melekat pada paket CTD. Ini termasuk botol Niskin yang mengumpulkan sampel air pada kedalaman yang berbeda untuk mengukur sifat kimia, Acoustic Doppler profiler Lancar (ADCP) yang mengukur kecepatan horizontal, dan sensor oksigen yang mengukur kandungan oksigen terlarut air.
Ayakan bertingkat dan shieve shaker adalah alat yang digunakan untuk menyaring butiran-butiran sedimen, pembersih, dan pemisah kontaminan partikel yang ukurannya berbeda dengan proses pengayakan. Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran yang berbeda. Ada 19 ayakan dengan ukuran dan diameter lubang yang berbeda-beda dari yang paling besar (makromilimeter) hingga terkecil (mikromilimeter).
Hal yang harus diperhatikan pada alat-alat laboratorium oseanografi ini adalah perawatan dan penjagaan terhadap alat itu sendiri, baik didalam laboratorium mauapun pada saat tracking. Ada baiknnya sebelum atau sesudah penggunaan, alat harus dibersihkan/kalibrasi terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi air laut yang dapat menyebabkan korosi dan kerusakan. Untuk beberapa alat yang nonmanual hindari kontak langsung dengan cahaya matahari dan kontaminasi air laut karena dapat menyebabkan gangguan terhadap alat bahkan kemungkinan rusak. Jika telah terkontaminasi segeralah bersihkan dengan air tawar/aquades kemudian lap hingga kering dan simpan kembali.



BAB V
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :
1.    Alat yang digunakan pada praktikum oseanografi fisika adalah Papan skala, Do meter, pH meter, Current meter, CTD, Sechi disk, Hand refraktometer, Kompas , Stopwatt , GPS dan Float tracking.
2.  Sebelum dan sesudah menggunakan alat yang bersifat sensitif atau digital sebaiknya dibersihkan/dikalibrasi dulu dengan menggunakan air tawar atau aquades.
3. Khusus untuk alat digital sebelum dan sesudah digunakan, sebaiknnya baterai dilepas guna untuk menghemat daya dan alat tidak rusak.
4.  Floating dragh/ float tracking, sechi disk dan papan skala adalah alat-alat manual yang penggunaannya masih dibantu dengan mengguanakan kompas dan stopwatt.
5.  Alat-alat yang canggih lebih memudahkan tracking pada saat dilapangaan, namun perawatannya harus lebih intensif seperti halnya CTD yang mampu mengukur beberapa paramter dalam 1 alat.


DAFTAR PUSTAKA
    Anonim. 2012. Current meter. http://perhubungan2.wordpress.com/tag/currentmeter
    Alvina. 2011. pH meter. www.alvina.blog.uns.ac.id/


Tidak ada komentar: