Pengenalan Alat-alat Oseanografi Fisika
BAB
I
PENDAHULUAN
1 1.1. Latar Belakang
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani : oceanus (samudera) dan graphos
(uraian/deskripsi) sehingga
oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup
oseanografi pa da
kenyataannya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera
sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. Dalam
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan seg ala fenomenanya. Laut sendiri
adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian
padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas
yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi
seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth
sciences yang mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di
dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi da pat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur
air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut,
dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang
berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.
Oseanografi fisis meliputi dua kegiatan utama (1) studi
observasi langsung pada samudera dan penyiapan peta sinoptik elemen – elemen
yang membangun karakter samudera, serta (2) study teoritis proses fisis yang
diharapkan dapat member arah dalam observasi samudera (William, 1962). Keduanya
tidak dapat berdiri sendiri tanpa informasi dari sisi kimiawi, biologi, dan
geologi sebagai bagian dari deskripsi samudera dan sebagai validitas kondisi
fisisnya.
Didalam osenaografi fisika ini kita mempelajari begaimana
bentuk dan struktur pada lau dalam dan permukaannya. Untuk itu kita perlu
menggunakan alat yang bisa membantu manusia untuk memantau keadaan laut tanpa
harus manusia yang terjun langsung didalamnya. Hal ini dibantu dengan peran
petingnya dari kemajuan teknologi yang semakin berkembang, dan penggunaan
satelit yang lebih memudahkan manusia dalam pemantauan laut lepas (topografi
dalam laut)
Untuk mengetahui Keadaan permukaan, dasar dan dalam laut,
kita dapat menggunakan alat yang telah dirancang khusus oleh beberapa ilmuwan.
Alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Seperti current
meter, CTD, hand refraktometer, DO meter, pH meter, alinometer, Shieve shaker
dan ayakang bertingkat. Dan ada pula yang terbuat dengan bahan-bahan yang
sederhana seperti halnya floating dragh/float tracking, papan skala, dan sechi
disk, aat ini biasanya digunakan hanya pada permukaan laut saja contohnya untuk
mengukur kecepapatan arus, pasang surut dan kecerahan suatu perairan. Berbeda
alat maka berbeda pula bentuk, fungdi dan kesensitifitasannya masing-masing.
Semakin canggih alat yang digunakan tentunya ketelitian dalam
merawat dan menjaga alat itu pun akan semakin sulit, perlu perawatan yang
intensif karena pada umumnya alat-alat yang terbuat dari bahan logam, sensor,
kabel akan lebih mudah rusak jika harus kontak langsung dengan matahari dan air
laut. Berbeda dengan alat-alat yang sederhana, bahannya pun terbuat dari bahan
yang sederhana seperti kayu, semen, cat dan tali tambang, seperti pada
pembuatan pada papan skala dan sechi disk. Maka dari itu hal yang harus
diperhatikan adalah cara perawatan dan penggunaan yang benar pada setiap alat..
1.2.Tujuan
Praktikum
ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai macam alat
oseanografi fisika yang digunakan
melalui praktek langsung.
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
Disini akan dibahas mengenai alat-alat yang akan digunakan
pada praktikum oseangorafi fisika baik itu dari segi bentuk, fungsi dan
kegunaannya, cara penggunaan dan perawatannya serta cara pengaplikasiannya.
CTD (Conductivity
Temperature Depth)
CTD (Conductivity
Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk
mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan
densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem
pengolahan, dan unit luaran. Unit masukan data terdiri dari sensor CTD,
rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur
parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan,
temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah
sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel
koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar
sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol
secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.
Unit
pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS
(CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah
sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan
pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada
menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas
dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Sensor
adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik.
CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan
sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas)
a. Sensor tekanan
merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan
kedalaman
b. Sensor
temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk
termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang
berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan
biasanya bernilai negative.
c. Sensor
konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di
suatu perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga
danempet buah terminal elektroda
platina-rhodium di belakang sisinya.
Prinsip Pengukuran CTD.
Pada
Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan
mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian
mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian
memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream
dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD
diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel
elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat
dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama,
yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya
hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD
menggunakan strain gauge pressure monitor atau quartz
crystal. Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi
kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat
pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya.
Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas.
Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam
CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer
data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface)
dari CTD ke komputer tersambung.
GPS
(Global Positioning System)
GPS (Global Positioning
System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita
mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas
permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat
mengetahui posisi kita dengan tepat. Beberapa kemampuan GPS antara lain
dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat,
akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu
dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan
posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu.
Fungsinya yaitu untuk keperluan militer, navigasi, Sistem Informasi Geografis,
Sistem pelacakan kendaraan.
Cara perawatan, yaitu Kalibrasi kompas pada Garmin GPS sangat
mudah dilakukan, pertama masuk ke halaman menu utama pilih Setup lalu Enter,
selanjutnya pilih Calibration, Enter akan muncul menu Compas dan Altimeter,
pilih menu Compass lalu Start dan putar GPS Anda mengikuti arah jarum jam
(kanan) proses kalibrasi akan berlangsung, jika sudah selesai GPS akan
menginformasikan bahwa proses kalibrasi sudah berhasil dan kompas sudah siap
digunakan. Ada baiknya melakukan kalibrasi ini pada saat akan melalukan
navigasi.
Hand Refraktometer
Hand
Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi
indek bias cahaya suatu zat adalah
kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat
tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu
memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya
memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk keperluan ini cukup kita
melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi
geometrical saja. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut.
Prinsip pengukuran: oleh cahaya,
penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau
refleksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3
prinsip, satu dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi
antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang
berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya.
Ayakan bertingkat dan shiever shaker
Shieve shaker adalah
mesin pengayak untuk pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran
partikel dalam skala laboratorium. Pengayakan sediaan pada laboratorium
oseanografi dilakukan untuk menentukan ukuran butiran sedimen tertentu sesuai
dengan yang diinginkan.
Proses
pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan
didapatkan dari sedimen, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam
menentukan susbtrat suatu perairan, pantai maupun laut. Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran
kasar). Ukuran butiran terntentu yang masih dapat melintasi ayakan dinyatakan
sebagai butiran batas.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mendapat ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik
yang dapat diaplikasikan untuk menentukan ukuran partikel dalam pengaplikasian
pengayakan sedimentasi pada laboratorium oseanografi yaitu pengayakan manual
dan teknik pengayakan mekanik yang dilakukan tanpa menggunakan mesin, bahan
dipaksa untuk melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau
sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Dan pengayakan secara mekanik
pengayakan yang dilakukan dengan bantuan mesin berdasarkan perbedaan ukuran
partikel
pH meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif
logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. pH dibentuk dari
informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang
berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar
daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang
dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material
tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.
DO meter
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur
dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin
besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut
telah tercemar.
DO meter merupakan salah satu instrument
dalam bidang kelautan yang mempunyai fungsi sebagai pengukur kadar oksigen
terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari
oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan dalam pertambakan atau
akuakultur untuk mengukur kadar oksigen terlarut yang sangat vital dalam
budidaya ikan dan udang, digunakan juga apada industri untuk kualitas keluar
dan masuk air di tempat penjernihan, untuk lingkungan berfungsi sebagai
pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan untuk
edukasi digunakan sebagai pengukur oksigen terlarut di sekolah-sekolah serta
sebagai alat pengajaran.
Current meter
Current Meter Valeport
106 merupakan alat yang berguna untuk pengukuran arus baik dengan metode langlarian
maupun metode eularian, Current Meter (Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut).
Seluruh current-meter mekanik mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan
gerakan linear menjadi menjadi angular. Fungsi dari current meterini
adalah untuk menetukan kecepatan arus
laut. Sebuah current-meter yang ideal harus memiliki respon yang cepat dan
konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus
secara akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Juga harus tahan
lama, mudah dilakukan pemeliharaan, dan simpel digunakan dengan kondisi
lingkungan yang berbeda-beda. Indikator kinerja tergantung pada inertia dari
rotor, gerakan air, dan gesekan dalam bearing. Termokopel
Termometer merupakan salah satu alat ukur yang berfungsi untuk
mengetahui suhu objek (benda/tubuh). Prinsip kerja Termometer Digital
Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk
membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah
kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan
(dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya
memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur.
Papan skala
Papan skala adalah alat yang terbuat dari papan/kayu, alumunium
atau bahan lain yang di cat agar tak berkarat yang telah diberi skala dalam
meter atau centmeter. Biasanya digunakan dalam pengukuran pasang surut pada
saat tracking di lapangan. Tide staff atau kita kenal sebagi papan pasut merupakan
alat pengukur pasut paling sederhana pada umumnya yang digunakan untuk
mengamati krtinggian muka laut atu tinggi gelombang pada permukaan air laut.
Sechi disk
Sechi disk adalah alat pengukur kecerahan (transparansi perairan
di laut) yang terbuat dari piringan yang kemudian diberi warna cat hitam dan
putih. umumnya ukuran yang digunakan adalah piringan dengan ukuran dengan diameter
18 inchi. Dan dibuat menggunakan piringan metal dengan warna hitam dan putih.
Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman) penglihatan
seseorang ketika melihat ke dalam perairan. Caranya, piringan diturunkan ke
dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai pengamat tidak
melihat bayangan secchi. Saat bayangan pringan sudah tidak tampak, tali ditahan/
berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat kembali
sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana piringan tidak tampak
dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini. Dengan kata lain,
kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi adalah penjumlahan kedalaman
tampak dan tidaknya suatu kedalam laut.
BAB
III
Metodologi
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum
dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 2012 pukul 9.45 sampai dengan selesai di
laboraatorium oseangrafi fisika Jurusan Ilmu Kelauatan Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Inderalaya.
3.2. Alat dan bahan
·
Ayakan bertingkat dan Shieve shaker
·
Papan skala
·
Do meter
·
pH meter
·
Current meter
·
CTD
·
Sechi disk
·
Hand refraktometer
·
Kompas
·
Stopwatt
·
GPS
·
Float tracking
·
laptop computer for STD memory
3.3.
Cara Kerja
Ayakan bertingkat dan shieve shaker, sediment sorting
1. Urutkan/susun ayakan bertingkat dari
atas ke bawah dengan diawali ayakan yang diameter lubang
paling besar hingga
terkecil
2. Masukkan
sedimen ke dalam ayakan paling atas (diameternya paling besar)
pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan bertingkat
agar tidak goyang
dan tumpah
4. Nyalakan mesin dengan menekan
tombol START/RESUME
increase (menambahkan
detik) decrease (mengurangi detik).
hasil
ayakan yang paling kecil di masukkan ke dalam cawan dan dimuat di open.
DO meter dan pH meter
1. Untuk pengunaan alat
digital ini sangat mudah. Tekan tombol on/of atau power lalu masukkan sensor ke
dalam permukaan perairan
2. Tekan tombol MEAS untuk memulai
pengukuran, pada layar akan muncul tulisan HOLD yang kelap
kelip. Biarkan sampai
tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
4. Matikan pH/DO meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF
Hand refraktometer
1. Sebelum digunakan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan aquades dan bersihkan dengan tissue.
1. Sebelum digunakan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan aquades dan bersihkan dengan tissue.
2. Ambil sampel air yang
ingin diketahui salinitasnya dengan menggunakan pipet tetes, lalu teteskan ke
permukaan kaca pada hand refraktometer kemudian tutup kembali.
3. (keker) dengan mengarahkan alat ke
cahaya matahari, dan akan tampak sebuah bidang berwarna biru
dan
putih. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya.
4. lihat angka yang menunjukkan kandungan
salinitas/densitasnya. Jika kurang jelas fokuskan dengan
memutar scroll yang
terdapat di atasnya.
1. kompas
dan stopwatt dilakukan secara bersama ketika akan menurunkan floating dragh,
buka tutup
kompas dan lihat kemana arah jarum yang ditunjukkan.
2. Stopwatt. tekan tombol pemula waktunya
pada saat benda diturunkan ke permukaan kemudian tekan
2.
kembali tombol yang sama
pada saat benda di naikkan ke permukaan.
sudah diberi tanda dengan interval 1meter hingga warna pada sechi
disk tak terlihat lagi.
Float tracking / floating drauge
1. Turunkan float pada saat posisi kapal diam (samping
badan kapal).
2. Pada
saat yang bersama gunakan pula stopwatt dan kompas. Biarkan float terbawa arus
hingga
didapatkan kecepatan dan arah mata anginnya.
3. Angkat
floating kemudian catat hasil kecepatan arus dan arah arusnya .
GPS (Global
Positioning System)
1. Pegang GPS dan Periksa kondisi baterainya apa masih cukuo atau tidak, jika
tidak kita bias isi
dengan dua buah
baterai AAA.
2. Tekan tombol bagian atasnya, nyalakan. Tunggu
sebentar karena dia akan terhubung via satelit. Pada
layar akan muncul banyak icon seperti di
windows, ada map, compass, setup, dan lain – lain.
3. Masuk ke fitur map dan akan terlihat tanda
panah bergoyang sebagai tanda kedudukan sekarang, Bila
garmin GPSnya belum ada
petanya maka GPS masih kosong (belum diinstall peta), jika GPS masih
kosong,
bisa dimasukkan koordinat-koordinat yang bisa dimengerti.
CTD (Conductivity Temperature Depth)
1. Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil
untuk mengidentifikasi data. Siapkan peralatan
yang akan digunakan dan letakkan
botol sesuai dengan prosedur paemasangan.
2. Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan
CTD (Probe atau rangkaian sensor yang
sudah di Set) diletakan di dalamnya, maka
instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu dihubungkan
kabel-kabel
interkoneksinya maka instrumen tersebut siap diturunkan.
3. Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di
set untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit
sedang dipersiapkan maka instrumen
(Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan mendekati
permukaan air.
4. CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan,
dan pada saat inilah rangkaian Probe dan
kontrol unit saling berhubungan untuk
merekam data dalam benntuk sinyal analog pada tipe recorder.
Pada saat ini juga
prosedur akusisi dimulai dan kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan
kecepatan tertentu sampai pada kedalaman yang diinginkan.
5. Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke
kontrol unit juga di mulai. Perhatikan data
yang di dapat dan keaadaan kecepatan
penurunannya.
6. Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop
penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga
perekaman data pada recorder.
Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan catatan tidak ada
lagi data yang
di kirim oleh CTD dan dipastikan OFF.
7. Setelah unit data
akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di atas kapal maka tekan End of Profile
data dan diberhentikan akusisi
program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan ke personal
Computer
atau direkam oleh Tipe Recorder.
8. Proses pengambilan data
selesai.
Current meter
1. Sambungkan monitor/display dengan alat yang akan diturunkan dengan
menggunakan kabel
penghubung yang telah tersedia.
2. Nyalakan display kemudian Lakukan penyettingan pada layar monitor. dan
tentukan waktu interval per
kedalaman yang diperlukan dalam pemprosesan data
yang akan dihasilkannya nanti.
3. Turunkan alat ke dalam permukaan air secara perlahan
hingga menyetuh dasar perairan, lihat
dan catat
nilai yang setiap x
muncul pada monitor.
Papan skala
1. Pasang dan sambungkan papan skala satu dengan yang
lainnya dengan kuat.
2. Letakkan papan skala di
pinngir/bibir pantai atau permukaan air pasang surut hingga menyentuh dasar
perairan. (jangan sampai menancap ke substrat dasar).
3. Lihat dan catat angka
yang ditunjukkan di papan skala dalam waktu interval tertentu.
BAB
IV
Hasil
dan Pembahasan
4.1.
Pembahasan
Floating dragh/ float tracking, sechi disk dan papan skala adalah
alat-alat manual yang digunakan untuk mengukur arus, kecerahan air dan pasang
surut dengan pengaplikasian yang sangat sederhana dengan menambahkan tali
sebagai sarana bantu dalam pengoperasian alat. Alat-alat ini bisa dibuat
sendiri dengan.
GPS (Global Positioning System)
merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS
memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan
ketinggian di atas permukaan laut). Jadi GPS ini kita dapat menegtahui
keberadaan suatu objek dengan tepat.
Refraktometer sebenarnya alat
ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi indek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya
didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Fungsinya adalah untuk
mengukur kadar/ konsentrasi salinitas dan densitas.
pH adalah suatu satuan ukur yang
menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu
larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. pH dibentuk dari informasi
kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan
dengan aktivitas ion Hidrogen.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen
demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas
air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan
jumlah oksigen
(O2) yang
tersedia dalam suatu badan air. fungsi sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini
digunakan untuk menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air.
Kompas dan stopwatt merupakan alat yang sangat sederhana yang
berfungsi untuk membantu kelancaran
pengukuran kecepatan arus dan arah mata anginnya. Keduannya digunakan pada saat
yang bersamaan ketika pengoperasian floating dragh di lapangan.
Current meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan arus. Current meter ini terdiri dari
baling-baling dengan mekanisme untuk mencatat jumlah putaran, kompas dan
perekam yang dapat digunakan untuk merekam arah, dan baling-baling yang
mengorientasikan instrumen sehingga propellor menghadapi arus. Prinsip kerjanya
adalah propeler yang berputar dikarenakan partikel air yang melewatinya.
CTD meruapakan singkatan dari Konduktivitas, Suhu, dan Kedalaman -
adalah alat utama untuk menentukan sifat fisik penting dari air laut. Ini
memberikan para ilmuwan charting tepat dan komprehensif dari distribusi dan
variasi suhu air, salinitas, dan kepadatan yang membantu untuk memahami
bagaimana lautan mempengaruhi kehidupan. Ada dapat sejumlah aksesoris lainnya
dan instrumen melekat pada paket CTD. Ini termasuk botol Niskin yang
mengumpulkan sampel air pada kedalaman yang berbeda untuk mengukur sifat kimia,
Acoustic Doppler profiler Lancar (ADCP) yang mengukur kecepatan horizontal, dan
sensor oksigen yang mengukur kandungan oksigen terlarut air.
Ayakan bertingkat dan
shieve shaker adalah alat yang digunakan untuk menyaring butiran-butiran
sedimen, pembersih, dan pemisah kontaminan partikel yang ukurannya berbeda
dengan proses pengayakan. Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran
partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran yang berbeda. Ada 19
ayakan dengan ukuran dan diameter lubang yang berbeda-beda dari yang paling
besar (makromilimeter) hingga terkecil (mikromilimeter).
Hal yang harus diperhatikan
pada alat-alat laboratorium oseanografi ini adalah perawatan dan penjagaan
terhadap alat itu sendiri, baik didalam laboratorium mauapun pada saat
tracking. Ada baiknnya sebelum atau sesudah penggunaan, alat harus
dibersihkan/kalibrasi terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi air laut yang
dapat menyebabkan korosi dan kerusakan. Untuk beberapa alat
yang nonmanual hindari kontak langsung dengan cahaya matahari dan kontaminasi
air laut karena dapat menyebabkan gangguan terhadap alat bahkan kemungkinan
rusak. Jika telah terkontaminasi segeralah bersihkan dengan air tawar/aquades kemudian
lap hingga kering dan simpan kembali.
BAB
V
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan,
maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Alat
yang digunakan pada praktikum oseanografi fisika adalah Papan skala, Do meter,
pH meter, Current meter, CTD, Sechi disk, Hand refraktometer, Kompas , Stopwatt
, GPS dan Float tracking.
2. Sebelum
dan sesudah menggunakan alat yang bersifat sensitif atau digital sebaiknya
dibersihkan/dikalibrasi dulu dengan menggunakan air tawar atau aquades.
3. Khusus
untuk alat digital sebelum dan sesudah digunakan, sebaiknnya baterai dilepas
guna untuk menghemat daya dan alat tidak rusak.
4. Floating
dragh/ float tracking, sechi disk dan papan skala adalah alat-alat manual yang
penggunaannya masih dibantu dengan mengguanakan kompas dan stopwatt.
5. Alat-alat
yang canggih lebih memudahkan tracking pada saat dilapangaan, namun
perawatannya harus lebih intensif seperti halnya CTD yang mampu mengukur
beberapa paramter dalam 1 alat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012. Current meter. http://perhubungan2.wordpress.com/tag/currentmeter
Alvina.
2011. pH meter. www.alvina.blog.uns.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar