Dycta
Selasa, 28 Agustus 2012
Stasiun Baturaja
Pukul 12.10 - 14.20 wib
Alhamdulillah syukur aku panjatkan kepada Tuhanku, yang senantiasa yang mempertemukan kami disini. Hari ini, tepatnya pukul 12.10 wib aku bertemu dengan seseorang yang sangat sangat aku cintai. ya dialah sosok yang selalu aku banggakan "Dhyo" nama yang kuberikan untuknya dan "Alek" sebutan khusus panggilan sayangku.
Tadinya aku berpikir mungkin ini hanya mimpi yang berkepanjangan yang tak tau kapan akhirnya, yang hanya terus akan berangan "kapan aku bisa bertemu lagi dengan nya?" namun takdir memihakku. Tuhan mempertemukan kami disini, di kota di sudut stasiun kecil ini di tempat kau dan aku membagi cinta kembali kita dipertemukan meski dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Sedih, senang, gembira, terharu dan kecewa bercampur aduk menjadi satu dalam benak yang menangis. aku yang selama ini tak tau pasti keberadaannya, yang tak tau kapan datangnya, yang masih terus menunggu kehadirannya, yang selalu berurai airmata setiap kali mengingat dan mengenang semua tentang dirinya, kini akhirnya aku kembali bisa menatap wajahnya yang ceria walau aku tak bisa memeluknya, sudah cukup bagiku. Tapi hari ini kebahagiaan menjadi milikku. Betapa tidak, aku bertemu orang yang sangat sangat aku sayangi selamanya hidup dan matiku, yang mengenalkana aku tentang cinta, memberikan kebahagiaan, yang selalu mengusik ketenangan batinku, menganggu malamku akan bayangannya. membuat hidupku jauh berarti, menjadikan semuanya terasa indah, pelengkap jiwa penyempurna hati pria yang sangat berharga untukku, dia.....itulah dia kekasih hati 'Mrd' yang sudah menjadi bagian dari napasku
Namun kebahagian itu harus berganti seketika menjadi keharuan ketika terdengar salah satu dari petugas KA memberitahuankan kedatangan kereta yang datang dari Palembang sudah dekat di selang waktu, dan keretapun telah tiba. Ya Aku sudah mengetahui hari ini adalah hari keberangkatannya menuju kota Lampung. Hari dimana aku harus menyaksikan kepergiannya.
Takut, sedih hal yang mendominan aku rasakan saat detik-detik perpisahan kami, yang kurasa tak cukup untuk bercengkrama. Ketika kita membuka lembaran kenangan berdua dan mengulang semua cerita yang pernah dilewati bersama, canda tawa bahagia itu membantu hangatkan suasana yang mendung sesekalipun kami saling bertatapan. Berat hati ini untuk rela mengiklaskan dia melangkah pergi membelakangiku, inginku gengam tangannya erat, memeluk dan menciumnya tanpa henti. Sungguh aku tak ingin melewati hari ini, harus mengantarkan kau pergi jauh dariku, menuntut kehidupan di kota orang. Ku kuatkan hatiku untuk mengiringi kepergiannya. kulihati setiap langkah kaki yang bergerak hingga mendekati pintu masuk gerbong itu, tak ku alihkan mataku melihatnya diantara para penumpang yang menerobos.
Kudekati jendela kaca pembatas kami, mencoba untuk tersenyum melihat kepergiannya, mencoba menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, berusaha tegarkan diri akan perpisah ini. Sempat aku berpikir ini tak adil bagiku. Tuhan begitu cepat pertemuan yang kau berikan, terlalu singkat kebersamaan kami. Tapi ini lah waktunya perpisahan yang harus kuhadapi. Bukankah ada pertemuan pasti akan ada perpisahan??. Seperti awan mendung yang akan bercurah hujan, layaknya aku yang tak mampu membendung airmata ini, aku tak bisa melihat kepergiannya, aku tak kuat melihat senyum lembayu yang dia hantarkan ke arahku. Tersirat kesedihan yang dia rasakan saat harus melempar senyum itu.
Kuingat kembali kebersamaan yang dilewati 2 jam yang lalu, dia terlihat beda dari yang dulu, dia bahkan lebih baik untuk sekarang dan aku bangga dengan perubahan itu. Hemm,, tadi dia sempat berpesan agar aku menyelesaikan kuliahku, baik-baik disini dan berhentilah untuk mengenal cinta yang lain, tak ada guna jika aku harus memikirkan pria lain [begitu ungkapnya] :-). Bahkan dengan beraninya dia katakan pada mama "Dia ingin menikahiku" ucapan indah yang selalu ku tunggu dari bibir manisnya. Terjawab sudah keraguanku, tak ada lagi yang harus aku takutkan. Sudah terlihat jelas dari raut wajahnya dia masih mencintaiku, perasaannya tak kan mungkin berubah. selalu kuyakini cintanya dalam hati dan ku pastikan cintaku untuknya.
Takkan ku sesali pertemuan ini walau singkat, takkan ku tangisi perpisahan ini meski memakan waktu yang cukup lama, karena suatu saat nanti kau pasti kan kembali, menemuiku, menghampiriku bahkan mungkin memelukku dengan erat. 2 jam 10 menit kebersamaan kita hari ini, akan ku ingat, akan ku kenang, dan ketika kau kembali lagi akan kuceritakan ini padamu, pada mereka yang menyetujui kita. Selamat jalan sayang,,wujudkan impianmu gapailah semua cita dan asamu semoga kelak kau kan dapati keinginanmu, kebahagian yang hakiki. Aku disini hanya bisa berdoa untuk kesuksesanmu. Jika kau datang segeralah untuk menemuiku disini, di tempat kita di kota ini, di sudut stasiun kecil ini.
Takkan ku sesali pertemuan ini walau singkat, takkan ku tangisi perpisahan ini meski memakan waktu yang cukup lama, karena suatu saat nanti kau pasti kan kembali, menemuiku, menghampiriku bahkan mungkin memelukku dengan erat. 2 jam 10 menit kebersamaan kita hari ini, akan ku ingat, akan ku kenang, dan ketika kau kembali lagi akan kuceritakan ini padamu, pada mereka yang menyetujui kita. Selamat jalan sayang,,wujudkan impianmu gapailah semua cita dan asamu semoga kelak kau kan dapati keinginanmu, kebahagian yang hakiki. Aku disini hanya bisa berdoa untuk kesuksesanmu. Jika kau datang segeralah untuk menemuiku disini, di tempat kita di kota ini, di sudut stasiun kecil ini.
kau yang terindah di dalam hatiku
sungguh ku tak bisa jauh darimu...
sungguh ku tak bisa jauh darimu...
kini kau telah pergi meninggalkan aku
meninggalkan semua mimpi indahku
namun kukan selalu sabar tuk menunggu
hingga kau kembali
inginku terbang melayang tinggi
mencari cinta sejati
meninggalkan semua mimpi indahku
namun kukan selalu sabar tuk menunggu
hingga kau kembali
inginku terbang melayang tinggi
mencari cinta sejati
kapankah engkau akan kembali ?
disini aku menanti......
disini aku menanti......
(maafkan sayang kuharus pergi
meninggalkanmu sendiri, kuharap engkau
sabar menanti hingga nantiku kembali)
meninggalkanmu sendiri, kuharap engkau
sabar menanti hingga nantiku kembali)